Sabtu, 19 November 2011

New Beginning of Beautiful Life (part 1)

Kayak judul lagu ya? Iya lagunya Maliq and D’essentials, tapi disini akui bukan mau posting lirik lagu mereka kok.

Yeah, jadi gini..


Ayik kan (alhamdulillah) keterima STAN dan penempatannya tuh di Denpasar, Bali. Dan biar postingan kali ini panjang, aku mau ceritain kronologinya.

Jadi selama ini aku ikutan tes STAN secara diam-diam. Kalo ada yang tau ya udah kalo emang gak tau ya biar pada gak tahu aja. Sejatinya sih aku gak terlalu berharap yaa..

Tapi-tapi ibu kayak ngebet banget aku masuk STAN dan berkecipuk, eh berkecimpung di dunia lain, dunia accounting maksudnya.


Rangkaian tes demi tes aku jalani dan gak kerasa udah sampe tahap akhir, which is assessment test/wawancara. Menurut pengumuman sih katanya hasil finalnya bakal diumumin tanggal 17 november 2011. Yaudah tinggal nunggu pengumuman. Selama ini sih gak kepikiran gimana-gimananya. Yang ada di pikiran tuh kalo emang keterima mungkin bakal pendidikan di Malang (secara aku daftarnya di Malang) atau paling gak di Bintaro kayak yang D3.



Terus-terus, tanggal 4 November 2011 tuh aku pulang malem dengan keadaan basah kuyup kehujanan. Alhasil pulang langsung terkapar di kasur dan terbangun jam setengah 2 pagi (menurut jam di hp) dan aku liat di situ (di hp? Ya iya mau dimana lagi) sudah bertengger belasan sms yang dengan manis menunggu untuk dibaca. Salah satu sms yang bikin kaget adalah sms dari Deny, ketua kelompok Master Camp kemaren (puas? Nih namamu udah tak cantumin). Ini bukan masalah siapa yang ngirim sms (ciyee) tapi masalahnya ada di isinya, masalahnya ada di isinya. (sekali lagi biar dramatis) MASALAHNYA ADA DI ISINYA!

(biasaa aja kali -,-” )


Arek denpasar, gaya ngene..*

*dikutip dari sms Deny dengan perubahan seperlunya dan renovasi seluruhnya

Aku baca sekali lagi takutnya ini mimpi ato emang dianya yang salah kirim. Seingetku dan menurut otak dengkul warisan arief poconggg ini, aku tuh anak Malang (bukan nasibnya, tapi asal kotanya). Masak iya dibilang anak denpasar. Aku cek message detailnya. Dikirim sore agak malem. Berarti dia ga ngelindur (in case dia gak tepar kaya aku yang dengan binalnya tidur dari Maghrib sampe pagi buta). Terus gak tau kenapa feelingku tertuju ke pengumuman STAN. Tapi ini belum tanggal 17. bodo amat yang penting aku cek dulu, daripada penasaran. Begitu di cek, eh beneran loo. Ada namaku di daftar peserta yang lolos dan penempatan pendidikanku di DENPASAR. Apa-apaan ini? Dan usut punya usut, kolor punya kolor ternyata hampir semua peserta dilempar ke daerah lain. Hal selanjutnya yang aku lakuin sambil melongo adalah sms ibu ngabarin hasil pengumuman ini dan juga sms Mbak Disti. Begitu nyampe rumah (masih melongo? Enggak lah! *pletak*), ternyata Ibu gak baca sms ku. Yaudahlah aku omongin langsung kalo aku keterima STAN di Denpasar, gantian Ibu yang melongo. Mendadak galau, hening seketika. Hahaha. Gilaa..


Reaksi ayah? Lebih dari sekedar mendukung dan setuju. Malah lebih heboh daripada Ibu yang berapi-api minta aku daftar STAN dulu. Keadaan berbalik,bung..

Ini berita cukup bikin galau dan bimbang selama sekitar 2 minggu terakhir. Antara ya dan tidak, antara hidup dan mati, antara anyer dan jakarta, antara soto dan rawon. Dilema gitu deh kaya lagunya Cherrybelle. Hahaha..



(bersambung..)

0 komentar:

Posting Komentar